Sahabat Kecil by Gita Tunggal Crescendo Singers League

Minggu, 23 Mei 2021

Got Plans?

Saat teduh hari ini terasa sangat beda. Karena firman hari ini berbicara tentang rencana dan masa depan yang memang selalu dibawa dalam doa pribadi.

"Dreams that don’t come to fruition can bring disappointment, but our limited vision for the future can never compete with God’s all-knowing ways. As we yield ourselves to Him, we can be certain that He’s still lovingly directing our steps even when we don’t see the path ahead."

Engkau tahu ke tempat mana aku ingin pergi. Engkau tahu semua rasa kecewa. Engkau tahu motivasi dibalik keinginanku pergi ke sana.

Pertanyaannya, maukah engkau untuk rela dipimpin oleh-Nya? Maukah untuk setia menanti dengan tekun? Sanggupkah untuk terus berjuang hingga tiba saatnya pengumuman itu?

Jika Dia buka jalan, apakah engkau mau mengambil langkah nyata untuk pergi dan menyerahkan hidup ke dalam tangan-Nya?

Jika tidak dibukakan jalan, mampukanlah aku untuk sungguh percaya kepada Dia yang sanggup memulihkan segala luka akibat mimpi yang hancur lembur dan menjadikan segala sesuatunya menjadi baru sesuai dengan apa yang Engkau pandang baik.

Jumat, 02 April 2021

Kehilangan

 


Yeah, I'm broken.

Hidup jadi semakin sulit untuk dijalani karena tidak tahu kedepannya akan seperti apa. Sampai titik ini aku merasa kehilangan banyak hal yang berharga dan aku melewatkan kesempatan untuk memperjuangkannya. Kecewa dan marah dengan diri sendiri. Merasa bersalah karena menyakiti yang terkasih. Jadi bertanya-tanya bagaimana hidupku ke depan, ya Allah?

Sudah 3 tahun bersama dan saat ini berpisah bukan hal yang terbayang sebelumnya. Tetapi, sepertinya kehadiranku tidak kunjung tiba di saat dia sangat membutuhkannya. Semua kata dan sikap menyakitkan sudah keluar. Menjadi pribadi yang sulit diampuni karena kesalahan bodoh. Luka yang dalam memang tidak pernah mudah untuk dipulihkan.

Terpenjara dalam belenggu rasa bersalah. Sekalipun sudah mencoba meminta maaf kepada Allah dan dirinya. Tetap saja terekam jelas peristiwa saat kami mulai tumbang dan memahat luka yang dalam.

Sebenarnya masih ingin mencoba untuk memperbaiki. Setidaknya memperbaiki diri sendiri. Sudah semakin mengenal diri sendiri, apa yang aku butuhkan, apa yang mempengaruhi sikap dan perilaku juga. Khususnya pengaruh yang cukup besar dari keluarga. Konseling jadi anugerah Allah untukku bisa diubahkan. Entah pemulihan dan perubahan akan memakan waktu yang lama. Tidak ada yang bisa prediksi.

Masih berharap bisa dipulihkan. Masih mau berjuang juga sebenarnya. Jika masih diberi kesempatan untuk melangkah bersama, akankah yang di sana juga ingin memperjuangkan? Belajar dari kesalahan masa lalu. Mencoba saling mengampuni dan memahami.

Lord, please take care of her. Her wounds need Thy loving care.

Minggu, 28 Februari 2021

Bertanya, Bersandar, dan Berjuang

Kemanakah Kau membawaku pergi?

Di depan tampaknya gelap dan penuh liku

Aku takut dan khawatir akan hari esok

Perjuangannya akan makin berat dan rasanya serba tidak pasti

Jalan manakah yang akan Kau bukakan?

Studi lanjut?

Pekerjaan?

Relasi dengan pasangan?

Kalau aku memperjuangkannya secara bersamaan, apakah aku sanggup?

Tantangannya bisa jadi datang bertubi-tubi

Aku sedang sulit melihat rancangan-Mu

Mengikuti-Mu memang tidak pernah mudah

Aku hanya seorang manusia dan terbatas yang sedang mencoba belajar mengenal siapa Engkau

Aku mohon kekuatan-Mu

Aku mohon hikmat-Mu

Aku mohon penyertaan-Mu

Aku tahu aku tidak bisa menjalani sendirian

.

.

.

David’s prayer can be a model for us today. When I am afraid—in times of fear or accusation, we turn to God. I put my trust in you—we place our battle in God’s powerful hands.



ODB 26.02.21

Jumat, 19 Februari 2021

To Love, To Heal, To Live

Hello world! I'm back hahahahahahahah

It's been a while....

Thoughts in mind
Restless in heart

So why don't write them down? It is good for mental health, isn't it?

November 2020 jadi bulan mulai mengalami kehancuran yang terparah, setidaknya untuk relasi kami. Terlebih karena berada di dalam jarak yang jauh, tidak mudah untuk melewatinya. Hingga sekarang masalahnya belum selesai. Entah akhirnya akan seperti apa. Tapi tetap ada gelisah yang tak kunjung hilang.

Amarah yang meledak
Unresolved conflicts

Relasi ini memang belum ada kepastian akan seperti apa ke depannya. Sangat bisa dipahami karena konflik terakhir memang yang terparah selama 3 tahun kami menjalaninya. I've caused her experience hurt through words and action. Pasti akan menimbulkan trauma relasi ke depan. 

Masih ingin terus memperjuangkan. Masih ada perasaan. Masih ada tenaga. Masih ada harapan. Masih ada Tuhan.

.
.
.



Tahun ini, mulai ikut konseling dan sudah 6 pertemuan. Sangat bersyukur untuk komunitas yang mendukungku untuk bisa mengikuti konseling. Menemukan banyak hal yang memang perlu dipulihkan. 

Udah ada langkah konkret yang dilakukan juga untuk memulihkan relasi, khususnya keluarga. Konteksnya beda. Niatnya mau perbaiki hubungan dengan pasangan, ternyata Tuhan pimpin aku untuk melihat relasi dengan keluarga. Well, emang segitu berpengaruh yah relasi di dalam keluarga sejak kecil yang membentuk kepribadian hingga saat ini. Lewat konseling ini semoga bisa semakin mengenal diri dan bisa menikmati hidup bahkan di saat yang sulit sekalipun.

.
.
.

My deep gratitude to You

Syukur untuk konflik yang menyakitkan ini. Membuka mata terhadap banyak hal. Semakin melihat kami rapuh. Menyadari juga sebenarnya memang relasi ini sedang kurang sehat. Sudah banyak luka dan terasa lelah memang. Tetap ada ketakutan jika terus melanjutkan hubungan ini. Aku serahkan pada Dia Sang Mahakasih.

Terima kasih juga untuk komunitas yang sudah support, mendengarkan, mendoakan, dan memberi masukan. Tidak bisa dipungkiri komunitas menjadi bagian yang krusial di saat melewati fase-fase sulit seperti ini.

Hidup memang sulit ditebak. Tidak ada yang tau masa depan akan seperti apa. Yang ku tahu Dia selalu beserta

.
.
.

Pengeeenn bangeeeetttt relasi kami bisa pulih :")

Aku pun berharap dia juga bersedia mengikuti konseling. Udah coba ngajak sih tapi belum mau wkwkw

Semoga ada jalan

Rabu, 05 Juli 2017

Could I say that?

"We struggle with the pain others cause us. Why is it so hard to let go of these wounds? How can the example of Jesus, who was wounded for us, help us to find a healthier way to deal with our hearts?"

Just write this down. I got this from ODB.

Joseph was abandoned and sold by his brothers. Suffered as a slave. Yet he can say this to his brother "It was not you who sent me here, but God"

.
.
.

"In the darkest hours of life, only through the eyes of faith can we see the loving hand of God"

Could I really say that?

Sabtu, 01 Juli 2017

Belajar dari Para N

“Jika kamu berpindah menjadi Islam atau membayar pajak, kamu boleh tetap memiliki semua harta bendamu dan tinggal di sini. Jika tidak, kamu harus pergi atau mati.”

Sebuah ultimatum yang disimbolkan dengan huruf Arab “N” atau ن yang diberikan oleh ISIS menunjukkan bahwa hidup seorang Kristen sudah terancam nyawanya. Tapi bagi para N, sesederhana Kristus mengasihi dan mengampuni mereka jauh lebih cukup dari nyawa mereka.

Para N pun ada yang sebelumnya merupakan pembantai orang Kristen. Mereka terus melakukan penumpahan darah demi mendapatkan penerimaan dari Allah tanpa mengetahui darah Allah telah tertumpah untuk menerima mereka. Namun ternyata kasih Allah mampu menghangatkan hati mereka yang dingin.

Mereka diusir dari keluarga.

Ada yang diperkosa secara bergilir.

Istri, anak, keluarga mereka dibunuh.

Mereka dihukum mati berdasarkan hukum yang berlaku.

Hanya karena mereka seorang Kristen.

Hanya segelintir yang mengikuti sekolah Alkitab atau pun PA mendalam. Bahkan, Alkitab sendiri adalah barang yang haram di tempat mereka. Mereka yang sulit mengakses Alkitab saja begitu menikmati Allah hingga berani menukar nyawanya asalkan mendapatkan Kristus. Lantas, bagaimana dengan kita?

“Kenyamanan adalah allah generasi kita, sehingga penderitaan dilihat sebagai masalah untuk diselesaikan, bukan sebagai providensia Allah” Matt Chandler

Sebagai seorang yang memberhalakan kontrol, kecenderungannya adalah ketika melihat sesuatu ga sesuai dengan maunya kita, lekas frustasi, dan buru-buru memikirkan berbagai macam cara supaya masalah segera diatasi. Tanpa menyadari bahwa penderitaan adalah pemeliharaan Allah. Sehingga cara menyelesaikan masalahnya adalah apa pun sesuai dengan idealnya kita, bukan maunya Allah.


Sangat berbeda dengan para N yang mampu melihat setiap penderitaan mereka adalah pemeliharaan Allah. Sehingga cara menghadapi penderitaan mereka bukan mencari solusi berdasarkan idealnya mereka, tapi membiarkan Allah mengambil kendali sepenuhnya.