Sangat kaget dengar kabar dari Alle, salah satu anak kelompok kecil sekaligus ketua Rohkris 28 yang bilang sertijab Rohkris harus minggu ini di tengah-tengah kondisi persekutuan yang masih menerapkan sistem regenerasi dan penentuan kepengurusan dalam bentuk voting.
Sangat rindu sistem voting diubah karena Kristus meneladankan untuk mendoakan bahkan hingga semalam-malaman orang-orang yang akan meneruskan penyebaran Injil. Sangat rindu teman-teman Rohkris mendapat visi ini. Dan sekarang sistem dari sekolah menjadi tantangan besar untuk memperjuangkan regenerasi yang Tuhan mau. Ditambah masih banyak rekan-rekan sekerja dalam kepegurusan yang sepertinya cenderung 50;50 dengan berlandaskan ideologi masing-masing.
Lord, this is out of my control. Please, help!
.
.
.
Entah kebetulan atau engga (pastinya segala sesuatu ada dalam kedaulatan Allah), buku rohani yang kubaca sekarang adalah Cries of The Heart karya Ravi Zacharias dan yang aku pahami kalau Allah ingin mempersiapkan kita melalui buku ini untuk regen kita. Di situ penulis mencantumkan sebuah doa dari Yosafat dalam 2 Tawarikh 20: 6-7: "dan berkata: "Ya Tuhan, Allah nenek moyang kami, bukankah Engkau Allah dalam sorga? Bukankah Engkau memerintah atas segenap kerajaan bangsa? Kuasa dan keperkasaan ada di dalam tangan-Mu, sehingga tidak ada orang yang dapat bertahan melawan Engkau. Bukankah Engkau Allah kami yang menghalau penduduk tanah ini dari depan umat-Mu Israel, dan memberikannya kepada keturunan Abraham, sahabat-Mu itu, untuk selama-lamanya?"
Kelanjutan bab buku ini menarik perhatianku dan akhirnya aku mau mendalami pasal 2 Tawarikh 20. Kiranya Allah menolong kita!
Yosafat adalah seorang raja Yehuda menggantikan ayahnya, Raja Asa. Ayahnya adalah seorang Raja yang "melakukan apa yang baik dan yang benar di hadapan Tuhan, Allahnya" (2 Tawarikh 14: 2). Selanjutnya dijelaskan bahwa Raja Asa setia terhadap Tuhan dan bahkan melalukan suatu pembaharuan (2 Tawarikh 15). Namun sayang di akhir hidupnya, ketika ia sakit "ia tidak mencari-cari pertolongan TUHAN, tetapi pertolongan tabib-tabib." (2 Tawarikh 16: 12)
Buah jatuh tak jauh dari pohonnya. Yosafat memiliki sifat yang sama seperti ayahnya. Ia adalah seorang yang selalu mencari TUHAN. Terlihat dalam suatu kisah Yosafat dengan besannya Ahab, raja Israel, yang ingin memerangi Ramot-Gilead. Ahab ingin memperoleh sekutu untuk berperang melalui hubungan kekeluargaannya dengan Yosafat dan seluruh rakyatnya (2 Tawarikh 18: 3). Yang menarik, "Tetapi Yosafat berkata pada raja Israel: "Baiklah tanyakan dahulu firman TUHAN"" (2 Tawarikh 18: 4)
Raja Ahab kemudian menyanyakan pada nabi mereka dan nabi-nabi itu menyuruh Ahab untuk maju berperang. Kembali yang menarik "Tetapi Yosafat berkata bertanya: "Tidak adakah lagi di sini seorang nabi TUHAN, supaya dengan perantaraannya kita dapat meminta petunjuk?"" (2 Tawarikh 18: 6).
Ahab menyatakan ada seorang nabi TUHAN tetapi ia membenci nabi TUHAN tersebut karena setiap nubuat yang keluar adalah malapetaka. Namun, Yosafat tetap meminta nabi TUHAN yang menjadi perantara firman TUHAN dengan dirinya. Nama nabi tersebut adalah Mikha bin Yimla (2 Tawarikh 18: 7-8).
Notes: Mikha bin Yimla bukanlah penulis kitab Mikha. Yang menulis kita Mikha adalah Mikha dari Mosyeret-Gat (dua orang yang berbeda).
http://www.sabda.org/sejarah/artikel/pengantar_full_life_mikha.htm
Kemudian, Zedekia bin Kenaana bernubuat bahwa mereka harus maju dan didukung juga oleh nabi-nabi yang ada disitu. Bahkan setelahnya terjadilah percobaan konspirasi. Suruhan Ahab mencoba menghasut Mikha untuk meramalkan yang baik, bukan malapetaka. Namun, apa daya kalau memang malapetaka yang dipersiapkan Allah bagi Ahab merupakan kebenaran, itulah yang disampaikan Mikha. Bahkan, dalam penglihatannya TUHAN telah menaruh roh dusta ke dalam mulut nabi-nabi itu. Tentunya, nubuat ini dibenci oleh Ahab sehingga ia menjebloskan Mikha ke dalam penjara (2 Tawarikh 18: 10-27).
Meskipun dengan strategi penyamaran, apa yang telah ditetapkan TUHAN tentu tidak dapat diganggu gugat. "Tetapi seseorang menarik panahnya dan menembak dengan sembaarangan saja, dan mengenai raja Israel di antara sambungan baju zirahnya..." (2 Tawarikh 18: 33). Namun, Yosafat dapat kembali pulang dengan selamat setelah pertempuran itu.
Pencarian TUHAN dalam memilih hakim-hakim pun didasari dalam rasa takut akan TUHAN. "... "Pertimbangkanlah apa yang kamu buat, karena bukanlah apa yang kamu buat, karena bukanlah untuk manusia kamu memutuskan hukum, melainkan untuk TUHAN,... Sebab itu, kiranya kamu diliputi oleh rasa takut kepada TUHAN" (2 Tawarikh 19: 6-7)
Aku membagi 2 Tawarikh 20 kedalam dua garis besar, yaitu 2 Tawarikh 20: 1-13 dan 2 Tawarikh 20: 14- 30.
Datanglah bani Moab dan bani Amon untuk berperang melawan Yosafat. Dua bani bersekutu menjadi satu untuk mengancurkan kepemimpinan Yosafat. Tetapi sekali lagi Alkitab mencatat "Yosafat menjadi takut, lalu mengambil keputusan untuk mencari TUHAN. Ia menyerukan kepada seluruh Yudea supaya berpuasa." (2 Tawarikh 20: 3). Begitu dekat relasi-Nya dengan Allah membuat ia berserah total. Tidak berhenti pada dirinya sendiri, Yosafat meminta seluruh rakyatnya juga berserah total dalam bentuk puasa.
Ravi Zacharias dalam bukunya mencermati cara unik dalam doa Yosafat, yaitu kalimat "Bukankah Engkau..." Lanjutnya, "Kalimat ini berarti sebuah pertanyaan dan penegasan bagi umat yang sedang ketakutan akan masa depan mereka... Ia meneriakkan banyak jeritan dalam doanya. Dia melihat ke belakang dan tahu bahwa mereka tidak akan bisa mencapai posisi saat ini kalau bukan karena tangan Allah dalam hidup mereka atas bangsa mereka."
Semakin tercengang ketika dalam doanya, Yosafat menyerukan hal ini, "... Kami tidak tahu apa yang harus kami lakukan, tetapi mata kami tertuju pada-Mu" (2 Tawarikh 20:12). Sungguh kagum melihat respon Yosafat. Dia sungguh tahu ia bukan siapa-siapa. Penyerahan diri total.
Lanjut, Ravi Zacharias menuliskan, "Apa yang Allah berikan sebagai jawaban? Dia berkata (melalui Yahaziel bin Zakharia), "Camkanlah, hai seluruh Yehuda dan penduduk Yerusalem dan tuanku raja Yosafat, beginilah firman TUHAN kepadamu: Janganlah kamu takut dan terkejut karena laskar yang besar ini, sebab bukan kamu yang akan berperang melainkan Allah." (ayat 15)"
And the rest is history! Benar saja, Yehuda dibela oleh Allah langsung untuk mengalahkan sekutu Moab dan Amon. Setelahnya dapat dilihat kemenangan atas mereka. "Dan kerajaan Yosafat amanlah, karena Allahnya mengaruniakan keamanan kepadanya di segala penjuru." (2 Tawarikh 20: 30)
MILIKI HATI YANG SELALU MENCARI ALLAH. ARAHKAN MATA KITA SELALU PADA ALLAH.
Dalam memutuskan sesuatu, pastinya akan ada 'perang' yang timbul, apakah 'perang' dalam batin ataupun 'perang' dari luar. Ketika merenungkan bagaimana Yosafat telah mengosongkan dirinya sendiri supaya dia dapat fokus dan berserah penuh pada Allah. Sebenernya kalo mencermati pasal 17: 14-19, Yosafat punya lebih dari cukup pasukan untuk berperang. Alkitab mencatat kuantitas dan kualitas armada perang. Sangat logis jika melihat kekuatan yang melimpah seperti itu untuk pergi berperang tanpa bertanya pada Allah. Namun, dia tidak mencari kekuatan seperti itu. Dia arahkan pandangan matanya hanya kepada Allah dan mencari tahu terlebih dahulu apa kehendak Allah.
Dalam konteks regenerasi, sangat rindu semua yang terlibat dalamnya mengarahkan pandangannya kepada Allah dan mencari siapa yang akan menjadi kepengurusan selanjutnya. Tidak ada satupun hikmat, jika itu benar-benar berasal dari Allah, yang merupakan omong kosong. Allah adalah kebenaran. Dan selama-lamanya tetap demikian. Sampai sekarang yang aku yakin benar bahwa sistem regenerasi yang baik adalah mendoakan bukan votng. Aku sudah lama bergumul hal ini dan disinilah semakin aku diteguhkan untuk memperjuangkan apa yang menjadi kehendak Allah. Aku menghargai setiap argumen rekan sekerja lainnya. Hanya aku memilih taat pada apa yang telah Allah minta kepadaku. Jalanku tetap melalui doa, bukan voting.
PERANG INI MILIK ALLAH
Selama sudah mencari Allah dalam setiap hal dan menyerahkan sepenuhnya kepada Allah, saatnya Allah yang menunjukkan diri-Nya. Kemenangan atas perang melawan bani Moab dan bani Amon adalah kemenangan TUHAN. Setelah Yehuda berhasil memenangkan pertempuran, respon mereka adalah memuji-muji Allah (2 Tawarikh 20: 26-28). Biarkan Allah berintervensi. Allah akan membela apa yang menjadi kehendak-Nya selama kehendak-Nya sudah kita cari dan gumulkan dengan benar di hadapan-Nya. Itulah janji Allah
Dalam konteks regenerasi, perlu diperhatikan, aku tidak sedang bilang bahwa rekan mereka yang belum mendapat visi regenerasi adalah musuh. Walaupun konteks zaman Yosafat adalah musuh, jangan sampai kita mengartikan mereka sebagai musuh. Sadar dan syukuri mereka adalah rekan sekerja kita juga, bagian dari kita. Menjadi penghiburan yang meneduhkan bahwa Allah akan tetap menyertai Rohkris 28 apapun yang akan terjadi ke depan.
Mari terus berdoa. Rohkris yang bergerak bukan dengan banyaknya program dan aktivitas, tapi melalui seberapa kita yang mau bertelut dalam doa.
*kadang-kadang suka khawatir sendiri. Banyak PA yang sudah dilakukan dan rasanya banyak hal-hal dalam intelektual yang diserap. Tapi, apakah aku sungguh-sungguh menerapkan Firman? Apakah aku seorang murid sejati atau jangan-jangan aku malah seorang farisi? Hmm...