Sahabat Kecil by Gita Tunggal Crescendo Singers League

Sabtu, 08 Agustus 2015

Final answer of love?

Menemukan bahwa hal tersulit dan paling menyakitkan tentang kasih bukanlah sulit mengasihi orang lain, apakah karena perbedaan karakter, prinsip atau apapun yang bergesekan. Hal itu emang kadang menyakitkan. Bahkan harus ku akui itu benar. Tapi, ternyata justru Allah sendiri menjadi pribadi yang paling sulit untuk dikasihi.

Kasih sejati yang Allah berikan tak akan pernah mampu dibayar oleh apapun. Mungkin kita pikir bahwa dengan kita baik secara spiritualitas menandakan bahwa kita sungguh-sungguh mengasihi Allah. Aku pikir itu tak masuk akal.

Dengan 4 kehancuran yang aku alami beberapa bulan lalu, dan beberapa minggu ini benar-benar belajar mengenai kasih, semakin aku menyadari kasih-Nya adalah kasih yang paling dicari oleh semua orang.

Cukup tersentil dengan Firman di hari pertama ini. Sempat menyinggung tentang kesepian. Itu yang terjadi di dalam dunia sekarang. Banyak teman tapi kok merasa kesepian? Udah ikut pelayanan di dua ladang kok meraa kesepian? Well, that's me. 

Sometimes, I feel very very lonely. Seems like I do not trust any people around me. Sometimes, I just feel sharing is useless. Hahahahah another truth has spoken. That is why I'm looking for the true Friend. When I do my daily 'pause and pondering', I don't feel lonely anymore. I know He understands me. I know He is the answer of any struggles. Looking back to the Cross make me feel calm.

.
.
.

Day 2 KNPS, Sate hari ini bicara tentang Pokok Anggur yang benar dari Yohanes 15. Memang kita harus tinggal dalam Sang Pokok Anggur. Tapi, apa indikasi bahwa kita sudah benar-benar tinggal dalam Kristus. Jawabannya adalah adanya buah dan adanya pemangkasan dalam hidupku. Yang aku soroti adalah pemangkasan.

Pas sate, dibilang bahwa dalam mengikut Kristus kita akan kehilangan:
1. Hidup
2. Masa depan
3. Pasangan hidup

Hahahahah kenapa gua harus ketemu dengan staf ini sih? Namanya Kak Daniel dari pelayanan siswa Pare. Sepertinya ini menjadi pemangkasan paling menyakitkan yang harus dialami setiap murid. Siapa yang ga mau mengontrol ketiga hal itu? Siapa yang ga mau hidup sukses, kaya, sejahtera? Siapa yang ga mau punya masa depan yang cerah? Dan siapa yang ga mau punya pasangan hidup yang sangat kita sukai? Bagi orang-orang yang belum merasakan berharganya Kristus secara penuh dalam hidupnya, kehilangan-kehilangan tersebut akan tidak terlihat masuk akal.

Isn't that beautiful to control our whole life? Isn't that sweet when all of our dreams comes true?

Aku memang diajarkan untuk melayani dan mengasihi Kristus sejak kecil. Ya aku lakukan itu semua, hanya di permukaan. Khususnya di gereja di mana gua begitu rutin untuk melayani gereja tapi ga ada perubahan dalam hidup. Ada sih, tapi ironis malah lebih buruk. Trus gimana mau mengasihi Kristus kalo aku tidak diajarkan kasih yang tidak berkorban demi Kristus? Hatiku tidak dipersiapkan untuk menerima kepenuhan Kristus, yang meskipun awalnya menyakitkan tapi sebenarnya manis di akhirnya. Dan kalo dikaitkan dengan di atas, itu yang menyebabkan aku merasa kesepian. Aku hanya diperkenalkan dengan pelayanan Kristus, bukan Kristus itu sendiri.

Dan ketika aku sudah dan dalam proses mengenal Kristus saat ini, lagu ini menjadi hal yang terus teringat:

Terindah dalam ku telah kulepaskan
Terkasih dalam ku telah kutinggalkan
Asal hati Yesus merasa senang selalu
Kar'na ku tahu apa arti hidupku

Ku melayani Yesus
Itu lebih indah dari s'mua
Ku melayani Yesus
Itu lebih manis dari s'mua

Aku tidak sedang mengatakan bahwa untuk mengatur hidup, masa depan, dan pasangan hidup itu tidak penting. Sama sekali tidak! Tapi, sedang ingin menyelidiki hati apakah dengan mengatur hidup, masa depan, dan pasangan hidup justru membuatku jauh daripada Tuhan. Hidup, masa depan, dan pasangan hidup bisa menjadi berhala. Berhala ini yang sedang aku singkirkan.

Matikan diriku ya Allah supaya Kristus hidup dalamku.

Dan akhirnya menemukan bahwa kasih dengan pemuridan akhirnya bertemu dalam satu kesimpulan:

Mengalami Kasih dari Kristus akan menyanggupkan kita melepaskan segala hal yang kita kasihi. Sakit? Jelas. Aku sudah mengalami dan akan terus mengalami. Tapi, bukankah Kristus telah terlebih mengalami penderitaan yang jauh lebih menyiksa? 

Tidak ada pengorbanan yang terlalu indah dan terlalu manis untuk dipersembahkan dalam altar pengorbanan Allah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar