Sahabat Kecil by Gita Tunggal Crescendo Singers League
Minggu, 31 Mei 2015
Cries of The Heart: Bringing God Near When He Feels So Far (Ravi Zacharias)
Lord, may I feel that feeling-happiness-, at least in my birth day?
.
.
.
.
.
.
.
.
.
If only I knew Ravi, I would ask him to pray for me.
Unfortunately, that is impossible
This book is the best gift for my birthday from my Father, The One who love me most.
"Beberapa tahun yang lalu majalah Reader's Digest menampilkan sebuah artikel berjudul 'Waktu Kita Sendirian, Kita Menari.' Tulisan itu menjelaskan waktu kita sendirian, dan tidak ada yang melihat, kita semua memiliki ekspresi ritme pribadi. Kita mungkin tidak bisa menari, tapi itu tidak membuat kita berhenti mencoba. Dalam dunia pribadi kita, setiap kita bergumul dengan peperangan yang melelahkan hati. Bagi sebagian orang itu mungkin rasa sakit di dalam batin karena kesepian, bagi sebagian orang itu mungkin mematahkan semangat dan dihantui rasa bersalah. Dan bagi orang lain lagi mungkin pertanyaan, 'Mengapa saya tidak merasakan Allah padahal saya sudah melakukan semua hal yang saya tahu benar?' dan mungkin bagi yang lain adalah sumber dari semua pertanyaan, ' Siapakah Engkau, Allah?"
"Ada satu tempat di mana semua penderitaan dan pertanyaan manusia berkumpul. Tempat itu adalah hati Allah. Alkitab berulang kali menggambarkan penderitaan, kadang tangisan tanpa suara, tangisan dari mereka yang membutuhkan, memohon agar ada orang yang dapat memberi pengharapan."
"Keintiman dengan Allah adalah pengetahuan yang menjadi jembatan antara apa yang seseorang ketahui dengan apa yang orang rasakan."
"Dalam Mazmur, Daud (pribadi yang sangat aku suka karena kedekatan spritual dan emosional yang murni dan tidak ditutup-tutupi di hadapan Allah bahkan mungkin pribadi yang paling mewakili diriku sekarang) menggambarkan dirinya sebagai seorang yang terluka dan menangis di tempat tidurnya pada waktu malam. Daud yang sama bicara mengenai kebahagiaan yang datang waktu dia membawa tangisan itu pada Tuhan. Dengan keyakinan yang sama, marilah kita mulai perjalanan kita untuk meresponni tangisan hati kita. Kita akan terkejut mengetahui berapa banyak perasaan yang tertekan yang akan dibongkar. Waktu Allah berbicara kita tidak akan meresponi dengan berkata, 'Jangan katakan apa-apa.' Melainkan, kita akan tenang dengan sentuhan-Nya dan akan beristirahat dalam kenyamanan-Nya mengetahui bahwa Dia mau mendengar tangisan kita dan atang mendekat dalam kebutuhan kita. Kita juga akan rindu untuk berkata pada-Nya, 'Terima Kasih' "
Hahah kata-kata dalam pendahuluannya.. huft..
Seperti yang tertulis dalam kata pengantarnya "Doa kami buku ini menjawab banyak jeritan di hati Anda dan Allah akan menerimanya sebagai persembahan sulung bagi-Nya."
Next: 7 Chapters in 7 days.
Bapa, aku takut aku meninggalkan-Mu lagi. Terakhir kali aku mendapat banyak tekanan aku bahkan menghujat Engkau, membanting pintu dari hadapan-Mu. Sungguh aku ga mau lagi. Sekarang aku lebih memilih untuk berkali-kali mendapat sengsara daripada aku sekali lagi meninggalkan-Mu. Tolong jangan hanya manis di bibir
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar