Sahabat Kecil by Gita Tunggal Crescendo Singers League

Selasa, 07 Juni 2016

Welcome Back! (The Journey Continues)

Hanya dalam 1 hari, ada 2 orang yang dipakai Allah sehingga aku menggumulkan untuk kembali mengaktivasikan blog ini lagi.

Tapi, aku berdoa kalau konten dalam blog ini akhirnya terisi dengan hal-hal yang tak terungkapkan di permukaan supaya sama-sama dewasa menyikapinya di dalam Allah. Yah, ada siswa yang mengetahui blog ini dan aku mempunyai kekhawatiran besar blog ini menjadi batu sandungan bagi orang lain. Berdoa kalau memang melalui blog ini bisa memberkati orang (yah walaupun gua ga pernah berekspektasi kalo blog ini bisa memberkati orang lain), biarlah aku dipakai oleh-Nya untuk menjadi saksi hidup Allah.

Senang kembali bisa menulis... Punya kesan tersendiri ada wadah untuk menjadi diri sendiri di sini.

.
.
.

Halo apa kabar sam?
   Hmm ga terlalu baik. Masih belum release sepenuhnya. Lagi berjuang. Sangat...

.
.
.

Salah satu sifat kebenaran ialah bahwa kebenaran adalah benar. Ketika Sang Kebenaran meminta sesuatu, apa respon ku? Kebenaran bahwa aku harus menyerahkan diri kepada Allah sepenuhnya adalah benar. Termasuk.... Dosa ini... 1 Tahun bergumul dan terombang-ambing.. Memendam amarah dan dendam itu tidak enak. Sayangnya, aku bukan orang yang mudah bercerita semenjak insiden itu (Sebenernya bahkan jarang cerita sejak kecil. Tapi, semenjak Rohkris mulai mencoba itu sharing hidup. Tapi, semua diperparah). Sepertinya selama 1 tahun ini banyak banget insiden yang membuat aku pengen melampiaskan semua amarah. Tapi, harus ke siapa? Nobody is trustworhty.

Sehingga aku yang harus memaksa diriku sharing ke orang lain. Tapi, ternyata kondisinya makin buruk. Ketika chat gua dengan seorang teman dibaca, semakin sulit aku percaya untuk sharing ke orang lain. Semakin sulit mengasihi. Bahkan, sampai sekarang perintah untuk mengasihi sesama menjadi perintah yang mustahil. Entah bagaimana aku harus berjuang terus. Biarlah Allah yang menolong. Kalau bukan Allah, entah sudah berapa nyawa yang melayang.

.
.
.

Siapa aku, ya Allah? Terminologi yang paling tepat untuk menggambarkan diriku adalah bejat. Sebenernya Allah bisa pakai selain gua untuk mengerjakan pelayanan besar ini. PSKJ adalah tempat dimana seorang murid ga bisa kabur-kaburan kaya gua. Tapi kenapa Allah minta aku bertahan?



Punya kekhawatiran dan ketakutan besar. Takut untuk terus-menerus ada di sini. Andaikan bisa keluar, udah dari lama kali tidak menginjakkan kaki di sini. Tapi, ketika mendoakan untuk keluar malah dapat Firman ini... Once again.. Why do You ask me to stay here?

.
.
.

22nd of May 2016, a song is composed. Bukan tipikal lagu yang dinyanyikan untuk ibadah. Makanya aku tidak berani share ke banyak orang.

Break Me Down to Look You Up

1) Every tears in prayer
Is unspoken words and truth
Every laughter in surface
Grief inside

Every lost that I had
When God interrupts my plan
Taking what is beautiful
Into nightmare

*) Bridge:
And I'm turning my face to You
Kneel down and this all my prayer

**) Refrain:
Break me down to look You Up
So I can see and taste how sweet You are
There are two wills at battlefield
The will of men and will of God
The will of men must die

2) Was overwhelmed by hatred
And a knife was in my hand
The hypocrisy of  love
And forgiveness

His purpose is to show
The true love and forgiveness
Is only found on a tree
At Calvary 
*) 
**)

3) When this place like a jail
And I asked to escape
Full of questions in my head
Why am I here?

"God provides the pow'r
We need to persevere"
So I am here according
To Your word
*)
**)

Ayat 1 jelas lah yah... Sering kali menyembunyikan banyak hal. Entah disadari orang lain atau tidak. Juga ingat lagi waktu pergumulan PHDT dimana baris doa ini tercipta. Kedua hal ini membuatku harus melihat dan berlutut untuk merasakan betapa manisnya Allah. Dan bersyukur waktu itu Allah memberi Firman supaya berhenti melangkah lebih jauh. Sehingga, walaupun akhirnya tidak terlalu memperjuangkan pergumulan ini karena 2 Firman itu, aku tetap memilih kasih yang sejati.

Ayat 2.. Hmm.. Masa di mana titik nadir begitu kelam (apasih..) Mengingat betapa bejatnya diriku dan Allah sendiri yang memberi diri-Nya tersalib di Kalvari. Tiba di suatu titik dimana kehancuran dan dukacita ilahi sangat dibutuhkan untuk bisa merasakan betapa manisnya Allah mengasihi diriku yang bejat ini.

Ayat 3.. Dan...... aku mau keluar. Aku tidak tahan. Tersiksa batin dan fisik. Bisa tiba-tiba flashback dan pahitnya semua hal kembali dirasakan. Dan tiap kali teringat atau jatuh, aku jadi sesak nafas. Berbahagialah mereka yang tidak punya asma. Tersiksa batin dan fisik selama 1 tahun buat gua jadi gila. Tapi, apa kata Allah? Dia menjanjikan kekuatan supaya aku bertahan.. Hmmm

Akhir-akhir ini aku bertanya-tanya.. Ada konspirasi apa antara Our Daily Bread dengan Perkantas? Hmmm... (Canda deng.. Ga usah serius-serius amat ah)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar