Baru saja tersadar, melalui penghancuran inilah aku dibawa semakin dekat dengan Tuhan.
Merasa semakin bisa menghayati Tuhan sekalipun menyakitkan.
.
.
.
Siapa sih yang ga mau rancangan pribadinya ga dikabulkan?
Aku maunya sekarang...
Aku maunya jadi kaya gini...
Aku maunya di sana...
Aku maunya di sini aja...
Aku maunya sama dia aja...
Aku maunya yang itu...
Daftar ini bisa diperpanjang.
Atau sebaliknya. Sangat tidak ingin...
Aku ga mau sekarang...
Aku ga mau jadi kaya gini...
Aku ga mau di sana...
Aku ga mau disini...
Aku ga mau sama dia...
Aku ga mau yang itu...
Dan daftar ini pun bisa diperpanjang
Bahkan hal-hal tersebut dibikin embel-embel pemanis supaya Tuhan berkenan mengabulkan. Mencoba merayu Tuhan dengan berbagai cara. Atau mencoba berserah sekalipun hanya untuk keinginan tersebut dikabulkan. Tipu muslihat sedang dilakukan. Mencoba melakukan negosiasi dengan Tuhan. Mungkin ga terucap dan kelihatannya bahkan baik baik saja. Tapi, Tuhan melihat hati. Hal-hal tersebut dapat tanpa sadar terjadi karena kita hanya dapat melihat permukaan hati kita. Hanya pertolongan Allah yang menyanggupkanku untuk bisa melihat lebih dalam. Inilah kekuatan Injil itu.
Dan ketika hal yang terjadi berbanding terbalik dengan harapan lo, ketika lo melihat betapa busuknya hati lo namun tetap lo pelihara bahkan tetap lo perjuangkan, rasanya...
Takut. Derita. Ratap. Patah hati. Sakit hati. Sesak. Kepingan. Serpihan. Porak-poranda.
"Masalahnya adalah iman yang sehat secara emosi mengakui hal-hal berikut:
- Saya bingung
- Saya tidak tahu apa yang sedang Allah lakukan sekarang ini
- Saya terluka
- Saya marah
- Ya, ini misteri
- Saya sangat sedih saat ini
- O Tuhan, mengapa Engkau meninggalkan aku?"
Peter Scazzero, Emotionally Healthy Sprituality.
Krisis iman melanda. Dihadapkan dengan tembok. Kegelapan menyelimuti.
Who is the pilot? Who is the controller?
Menemukan ayat ini di timeline Facebook seorang teman...
Mazmur 127: 1 - Nyanyian Ziarah Salomo
Jikalau bukan TUHAN yang membangun rumah, sia-sialah usaha orang yang membangunnya; jikalau bukan TUHAN yang mengawal kota, sia-sialah pengawal berjaga-jaga.
"Sendainya Allah menjawab doa-doa kita dengan segera, sesuai keinginan kita, kita akan menjadi orang Kristen yang 'miskin'. Syukurlah, Allah terkadang menunda jawaban-Nya untuk terlebih dahulu meniadakan keegoisan atau hal lain supaya kita layak di Kerajaan-Nya."
D. Martyln Lloyd-Jones, Meski Gentar Tetap Tegar
.
.
.
Pelayanan Stufell Sabtu 20 Juni nanti terasa sangat berbeda. Dipanggil sekaligus menjadi pemusik dan PPA (ga bisa milih salah satu aja apa? hahah) membawa aku menikmati Tuhan lebih mendalam. Sebagai pemusik sangat menikmati dua buah lagu. Kenapa Allah mempercayakan pelayanan di saat kaya gini ya?
Andaikan Ku Harus Memilih
Kasih setia-Mu Tuhan
Lebih dari hidupku
Jalan-jalan-Mu ya Tuhan
Terbaik bagiku
Dari s'mua yang Kau katakan
Tiada dusta ku temui
Dari s'mua yang Kau janjikan
Tiada yang tak terpenuhi
Andaikan ku harus memilih
Tetap hatiku pada-Mu
Tak satupun dapat menggantikan-Mu
Hanya Kau yang berarti bagiku
Lebih dari semua yang ada
Kaulah segalanya bagiku
Tak ingin ku berpaling dari-Mu
S'lamanya ku akan menyembah-Mu Tuhan
Pilihan ada banyak. Ada kekal, ada binasa. Ada setia, ada khianat. Ada taat, ada berontak. Ambil pilihan yang mana? Menikmati bagian refrein yang menyatakan "tetap hatiku pada-Mu". Bicara hati bukanlah hal yang mudah. Bisa saja saat ini aku mengatakan demikian, namun entah besok entah kapan, mulutku bisa tidak sejalan dengan hatiku. Kiranya ketika nanti kembali jatuh, lagu ini pun dapat menguatkan kembali.
BLP 368. Tuhan Itu Baik dan Benar (Mazmur 25: 8-10)
Tuhan itu baik dan benar, Tuhan itu baik dan benar
Penegasan ya? Dia adalah baik dan benar.
Sebab itu Ia menunjuk jalan kepada orang yang sesat
Okay I was lost.. Dan Ia mengembalikanku ke jalan-Nya
Ia membimbing orang yang rendah hati
Yap, ketika aku tidak merendahkan hatiku, aku memimpin diriku sendiri. That's why "Lord, let my heart be good soil."
Ia membimbing menurut hukum
Seturut dengan kehendak-Nya, aturan-Nya
Ia mengajarkan jalan-Nya kepada orang yang rendah hati
Huft penegasan lagi. Hati yang mau merendahkan dirinya di hadapan-Nya akan bisa lebih tenang mendengar apa yang menjadi kehendak-Nya.
Segala jalan Tuhan adalah kasih setia, segala jalan Tuhan adalah kebenaran
Ya, benar. Jalan-Nya adalah suatu bentuk kesetiaan dan mutlak kebenaran.
Bagi orang yang berpegang pada perjanjian-Nya yang berpegang pada peringatan--Nya.
Kebenaran dan kasih setia jalan Tuhan hanya akan dapat dilihat oleh mereka yang teguh di dalam Tuhan
Lagu ini sejenak terlintas saat aku baru selesai PA dari Matius 7: 13-20. Merenungkan jalan yang sempit adalah jalan yang disuruh Kristus untuk dilalui. Jalan-Nya ga enak. Pantesan cuma sedikit orang yang melaluinya. Bahkan harus mengorbankan sesuatu untuk bisa paling tidak memasuki jalan yang sempit itu. Apalagi semakin melewati jalan itu, pengorbanan, kesengsaraan, penderitaan, semakin terasa. Namun di akhir jalan ini, kita berjumpa dengan kekekalan. Maka itu, jalan yang sempit ini adalah jalan kasih setia dan jalan kebenaran. Hanya saja hanya dapat dilihat dan dilalui oleh orang yang berpegang pada perjanjian-Nya dan peringatan-Nya.
Ternyata, mazmur ini ditulis oleh Daud. Hahahah, you are great, David!
.
.
Teringat sharing Kak Febyan di PMKJ hari selasa yang bener-bener berkorban untuk tetap setia dalam Tuhan dan pelayanan. Perjalanan bolak-balik tentu memakan waktu dan energi yang banyak. Pasti sangat melelahkan. Namun, semua pelayanan yang kita terima akan benar-benar diperjuangkan jika menyadari secara sungguh-sungguh bahwa itu semua hanya semata kasih karunia Allah. Bahkan, awalnya sempet males buat PA Stufell ini. Kalo aja Kak Lukas engga mengingatkan sharing Kak Febyan kemaren hahahah
Selamat melayani, selamat berkorban.
Gadol Elohai!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar