"We struggle with the pain others cause us. Why is it so hard to let go of these wounds? How can the example of Jesus, who was wounded for us, help us to find a healthier way to deal with our hearts?"
Just write this down. I got this from ODB.
Joseph was abandoned and sold by his brothers. Suffered as a slave. Yet he can say this to his brother "It was not you who sent me here, but God"
.
.
.
"In the darkest hours of life, only through the eyes of faith can we see the loving hand of God"
Could I really say that?
Sahabat Kecil by Gita Tunggal Crescendo Singers League
Rabu, 05 Juli 2017
Sabtu, 01 Juli 2017
Belajar dari Para N
“Jika kamu berpindah menjadi Islam atau membayar pajak, kamu
boleh tetap memiliki semua harta bendamu dan tinggal di sini. Jika tidak, kamu
harus pergi atau mati.”
Sebuah ultimatum yang disimbolkan dengan huruf Arab “N” atau
ن
yang diberikan oleh ISIS menunjukkan bahwa hidup seorang Kristen
sudah terancam nyawanya. Tapi bagi para N, sesederhana Kristus mengasihi dan
mengampuni mereka jauh lebih cukup dari nyawa mereka.
Para N pun ada yang sebelumnya merupakan pembantai
orang Kristen. Mereka terus melakukan penumpahan darah demi mendapatkan
penerimaan dari Allah tanpa mengetahui darah Allah telah tertumpah untuk
menerima mereka. Namun ternyata kasih Allah mampu menghangatkan hati mereka
yang dingin.
Mereka diusir dari keluarga.
Ada yang diperkosa secara bergilir.
Ada yang diperkosa secara bergilir.
Mereka dihukum mati berdasarkan hukum yang berlaku.
Hanya karena mereka seorang Kristen.
Hanya karena mereka seorang Kristen.
Hanya segelintir yang mengikuti sekolah Alkitab
atau pun PA mendalam. Bahkan, Alkitab sendiri adalah barang yang haram di
tempat mereka. Mereka yang sulit mengakses Alkitab saja begitu menikmati Allah hingga
berani menukar nyawanya asalkan mendapatkan Kristus. Lantas, bagaimana dengan
kita?
“Kenyamanan adalah allah generasi kita, sehingga
penderitaan dilihat sebagai masalah untuk diselesaikan, bukan sebagai
providensia Allah” Matt Chandler
Sebagai seorang yang memberhalakan kontrol,
kecenderungannya adalah ketika melihat sesuatu ga sesuai dengan maunya kita,
lekas frustasi, dan buru-buru memikirkan berbagai macam cara supaya masalah
segera diatasi. Tanpa menyadari bahwa penderitaan adalah pemeliharaan Allah. Sehingga
cara menyelesaikan masalahnya adalah apa pun sesuai dengan idealnya kita, bukan
maunya Allah.
Sangat berbeda dengan para N yang mampu melihat
setiap penderitaan mereka adalah pemeliharaan Allah. Sehingga cara menghadapi
penderitaan mereka bukan mencari solusi berdasarkan idealnya mereka, tapi
membiarkan Allah mengambil kendali sepenuhnya.
Langganan:
Postingan (Atom)